A mobile-responsive minimalist wp theme converted for Blogger

This is an example of a Blogger page, you could edit this to put information about yourself or your site so readers know where you are coming from. Find out more

Jumat, 27 September 2013

Ketika Saya Berdoa, Siapa yang Mengabulkan Doa saya?

Unknown | 06.37.00 | No comments
Ketika Saya Berdoa, Siapa yang Mengabulkan Doa saya?

Ada sebait puisi dari Jack London yang saya suka:

Saya lebih suka menjadi abu daripada debu!

Saya lebih suka abu saya terbakar dalam kobaran membara daripada dipadamkan oleh kayu yang busuk.

Saya lebih suka menjadi meteor yang menakjubkan, setiap atom saya berkilau cemerlang, daripada menjadi planet yang mengantuk dan permanen.

Fungsi sepatutnya dari manusia adalah hidup, bukan sekedar ada.

Saya tidak akan membuang-buang hari saya dengan berupaya memperpanjangnya, saya akan memanfaatkan waktu saya.

Tulisan Jack London diatas bagi saya menarik! Mengapa menarik? Karena mengingatkan saya akan tindakan dalam hari ini.

Banyak dari manusia yang berpikir tentang masa depan, bahkan mencemaskannya. Apa yang perlu dicemaskan? Toh mau tidak mau, suka tidak suka, setuju tidak setuju, kehidupan ini akan berjalan ke depan, akan menuju ke masa depan.

Lalu belajar vibrasi? Untuk apa? Agar masa depan cemerlang?

Ada seorang ‘guru aneh’ yang selalu berlaku aneh untuk memberikan pelajaran berharga kepada orang yang terbuka pikiran dan hatinya. Pada suatu hari ‘guru aneh’ tersebut melakukan aksi berjalan mundur dalam kegiatan sehari-harinya. Masyarakat sekitar yang sudah mengetahui bahwa orang tersebut adalah orang aneh, maka mereka membiarkan saja dan menganggap bahwa tindakan-tindakan dari orang tersebut selalu aneh.

Namun bagi orang yang terbuka pikiran dan hatinya, tindakan orang aneh tersebut merupakan sebuah ‘sinyal pelajaran’ yang harus dipahami.

"Guru! Saya yakin ada yang ingin kamu sampaikan. Mengapa anda berjalan mundur?"

Dengan tenang ‘guru aneh’ tersebut menjawab, "Banyak orang yang berpikir akan kemana kehidupan ini menuju. Aku lebih suka merenungkan dari mana kehidupan ini berasal"

"Mengapa demikian guru?"

"Saat kau menemukan dalam renunganmu darimana kehidupan ini berasal, maka jawaban tentang kemana kehidupan ini menuju akan jelas terpampang!"

Jadi ketika anda berdoa, saya berdoa, dan doa tersebut terwujud, siapa yang mengabulkan doa kita?

Banyak yang mencari jawaban mengapa doa tidak terkabulkan. Kemudian muncul berbagai macam metode untuk menjelaskan mekanisme doa. Terlebih lagi kemudian mencoba menjelaskan peran Tuhan dalam terwujudnya keinginan manusia.

Sekali lagi, bagi saya, saya tidak tertarik dengan bagaimana doa terkabulkan dan siapa yang mengabulkan doa. Sebagaimana ‘guru aneh’ pada cerita diatas, saya lebih tertarik untuk merenungkan tindakan bermanfaat apa yang dapat saya lakukan untuk hari ini.

Banyak orang berdebat tentang apa yang diyakininya dan diperdebatkan kepada keyakinan orang lain. Padahal segala sesuatu menjadi sederhana saat kita melihat bahwa seluruh kehidupan ini adalah aliran kasih sayang yang tidak pernah putus.

Apapun yang kamu yakini, itulah yang terjadi!

Beberapa orang yang saya kenal dengan kejernihan dan ketenangan batinnya bahkan pernah berkata bahwa doa dalam arti meminta menjadi tidak begitu penting ketika seseorang telah menyadari bahwa dirinya berlimpah berkah kehidupan. Kemudian yang mereka lakukan hanyalah bersyukur atas apapun yang ia dapatkan dalam kehidupan.

Syukur yang dilakukan adalah dengan selalu bertindak dengan landasan welas asih kepada semua hal yang dihadapi.

Apabila sudah menyadari aliran welas asih kehidupan, masihkah kita bertanya, siapa yang mengabulkan doa saya? Bukankah pertanyaan itu sudah ditenggelamkan oleh langkah-langkah saat ini dalam balutan kasih sayang kehidupan?

Tidak ada komentar

Posting Komentar